• ***************************************************
  • Isi form berikut ini untuk memasarkan properti Anda

    Judul
    Alamat
    LT/LB (m2)
    Lebar Depan (m)
    Posisi/Letak
    Harga (Rp.)
    Spesifikasi Bangunan
    Keterangan Lain
    Foto/Gambar
    Email / No.Telp
    Image Verification
    Please enter the text from the image
    [ Refresh Image ] [ What's This? ]

    REI Minta Konsuil tak Urusi Rumah Dibangun Sebelum 2010

    Rabu, Maret 31, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    Sesugguhnya REI dan asosiasi pengembang lainnya tak serta-merta anti Konsuil. Para pengembang hanya meminta lembaga ini tak mempermasalahkan instalasi listrik di rumah-rumah yang dibangun sebelum tahun 2010.

    Riauterkini-PEKANBARU- Meskipun menggelar aksi demo besar-besaran di depan Hotel Pangaran Pekanbaru, Rabu (31/3/10) menolak keberadaan Komite Keselamatan Instalansi Listrik (Konsuil), namun sebenarnya Reel Estate Indonesia (REI), APERSI dan asosiasi pengembang lainnya tak serta-merta anti Konsuil, para pengembang sesungguhnya hanya meminta kepada konsuil untuk tidak 'mempermasalahkan' rumah yang dibangun tahun 2000-2009. Sebab rumah-rumah tersebut dibangun berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku saat itu.

    Selain itu, lembaga Konsuil adalah lembaga bentukan negara berdasarkan undang-undang. Seharusnya kegiatan mereka dibiayai negara dan tidak memungut biaya kepada konsumen perumahan.

    "Hal itu sudah kita sampaikan kepada lembaga Konsuil saat mereka bertandang ke Kadin Riau beberapa waktu lalu. Namun ternyata, Konsuil tetap bersikukuh dengan undang-undang yang mengatur kegiatan Konsuil di daerah. Akhirnya kita sampaikan hal ini ke DPRD Riau untuk dilakukan tindak lanjut mengenai masalah tersebut," Muhammad Herman, juru bicara demo anti Konsuil kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan Ketua Dewan Konsuil Pusat Tunggono.

    Sementara itu, kegiatan sosialisasi tugas Lembaga Konsuil yang mendatangkan perwakilan Dirjend Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM-RI Sempat terjadi ketegangan dan adu mulut antara Konsuil dan Panitia Pelaksana Kegiatan dengan anggota REI dan APERSI Riau yang membentang spanduk tersebut di salah satu meeting room Hotel Pangeran Pekanbaru. Namun ketegangan tersebut tidak berlangsung lama karena setelah membentang spanduk tersebut anggota REI dan APERSI Riau walk-out (keluar ruangan) untuk memboikot kegiatan sosialisasi tugas lembaga konsuil tersebut.

    Sementara di depan hotel Pangeran di bilangan Sudirman Pekanbaru, ratusan massa membentang spanduk yang isinya senada dengan spanduk yang dibentang REI dan APERSI Riau di dalam ruang rapat tempat kegiatan sosialisasi tugas Konsuil. Aksi tersebut sempat membuat arus lalulintas tersendat. Namun beberapa Polantas segera mengatur arus lalulintas sehingga tidak terjadi kemacetan.

    Juru Bicara aksi demo Tolak Konsuil, Muhammad Herwan kepada Riauterkini menyatakan bahwa aksi demo ratusan massa itu merupakan muara dari tidak adanya titik temu antara pihak pengembang perumahan, pengembang konstruksi, masyarakat, AKLI, APEI dan unsur lainnya dengan Lembaga Konsuil beberapa waktu lalu.

    "Beberapa lembaga seperti REI dan APERSI Riau sudah melakukan dialog dengan lembaga Konsuil. Namun pertemuan tersebut deadlock alias tidak menemukan titik temu. Pasalnya, Konsuil keukeuh dengan undang-undang yang menjadi landasan keberadaan lembaga Konsuil," terangnya. ***(H-we)

    [+/-] Selengkapnya...

    Green Tiara Beri Subsidi Angsuran Setahun

    Pekanbaru Properti 0 komentar

    PEKANBARU, TRIBUNPEKANBARU.COM - Perumahan Green Tiara memberikan promo berupa subsidi angsuran selama satu tahun untuk pembelian unit rumah. Hal ini diungkapkan Marketing Manager PT Ihktiar Makmur Perkasa, perumahan Green Tiara, Edi Suryo Selasa (30/3).

    Ada tiga tipe rumah yang ditawarkan oleh Green Tiara, yakni tipe 38, 48 dan 58. Untuk pembelian unit rumah tipe 38, diberikan subsidi angsuran sebesar Rp 1 juta per bulan selama satu tahun. Jadi selama satu tahun mendapatkan subsidi sebesar Rp 12 juta.

    Sedangkan untuk tipe 48 dan 58 mendapatkan subsidi angsuran sebesar Rp 1,5 juta per bulannya atau Rp 18 juta selama setahun.

    Promo ini berlaku selama satu bulan, mulai dari tanggal 1 April 2010 hingga 1 Mei 2010. Untuk informasi lebih lanjut, bisa langsung menghubungi manajer marketingnya di nomor 081275719719 atau 081378456778

    Perumahan Green Tiara yang berlokasi di Taman Karya Panam merupakan perumahan yang menghadirkan konsep hunian berkonsep minimalis moderen. Mereka memberikan alternatif tempat tinggal bagi warga Pekanbaru dengan letak yang strategis dan fasilitas penunjang yang komplit.

    Green Tiara berada di lokasi yang strategis, yakni di Jalan Taman Karya Panam. Lokasi tersebut dekat dengan fasilitas Pendidikan, pusat Perbelanjaan, serta sentral hiburan bagi keluarga. Sarana seperti jalan dan air bersih juga sudah tersedia.

    "Sebelum rumah kami bangun, pertama kali kami benahi akses jalan dan saluran air (parit). Dengan begitu perumahan kami bisa memberikan kenyamanan bagi warga yang menempatinya," ujar Edy Suryo. (ksi)


    [+/-] Selengkapnya...

    REI Riau Optimis Target 10 Ribu Unit Rumah Tercapai 2010

    Pekanbaru Properti 0 komentar

    REI Riau menapaki tahun 2010 dengan optimis. Target pembangunan 10 ribu unit rumah tahun ini diyakini bisa tercapai.

    Riauterkini-PEKANBARU-Ketua Reel Estatae Indonesia (REI) Riau, Rifayendi kepada Riauterkini Selasa (30/3/10) menyatakan bahwa dirinya optimis pembangunan rumah akan mencapai jumlah yang ditargetkan sebanyak 10 ribu unit RSH. Pasalnya, hingga triwulan I 2010, anggota REI Riau sudah membangun sedikitnya 6 ribu unit rumah Sederhana Sehat.

    RSH yang dibangun oleh anggota REI Riau didominasi oleh rumah berjenis subsidi pemerintah atau Rumah Sederhana Sehat (RSH). Kendati keuntungan penjualan RSH termasuk cukup kecil, namun unit rumah bertipe RSH masih banyak diminati oleh konsumen kelas menengah ke bawah.

    "Karena harganya murah, maka kalangan bawah lebih mampu membeli tipe RSH. Untuk kalangan menengah, membeli unit RSH yang kemudian dikembangkan lagi. Sementara sisanya kalangan midle-up lebih memilih unit rumah komersil," terangnya.

    Disinggung mengenai rumah komersil, Rifayendi menyatakan bahwa kendati terbatas peminatnya, namun ada beberapa developer yang berkeinginan membangun rumah bertipe komersil. Selain tanpa subsidi yang otomatis tidak ada tekanan pemerintah dalah harga, para developer menilai lebih safety. "Peminatnya dari kalangan menengah ke atas cukup lumayan," terangnya.


    [+/-] Selengkapnya...

    Pemerintah Kebut Jalur KA Trans Sumatera

    Selasa, Maret 30, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    JAKARTA (RP) - Pemerintah saat ini tengah melakukan banyak studi untuk mengembangkan jaringan perkeretaapian baik untuk angkutan penumpang maupun pendistribusian barang. Salah satunya yang dikebut adalah pembangunan jalur kereta api Lintas Sumatera (Trans Sumatera).

    Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan mengatakan studi pembangunan jalur kereta api lintas Sumatera terus dilakukan. Hal itu dilakukan bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, asing maupun lembaga swasta. ‘’Pola studinya bisa kita lakukan sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain,’’ ujarnya akhir pekan lalu.

    Tundjung mencontohkan, pemerintah Jepang memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan peninjauan kembali rencana pembangunan jalur kereta api sepanjang 29 kilometer lintas Pekanbaru (Riau)-Muaro (Sumatera Barat). ‘’Muaro itu titik akhir dari jaringan Trans Sumatera Railway yang terdekat ke Pekanbaru. Kalau jalur itu terbangun, maka beberapa provinsi akan terhubung,’’ terangnya.

    Jalur tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan jalur kereta api Trans Sumatera. Selain Jepang, studi lain terhadap Trans Sumatera juga akan dilakukan oleh The Boston Consulting Group dengan fokus pada koridor pengelolaan ekonomi Indonesia di kawasan sisi timur Sumatera utara ke Jawa (Eastern Sumatera North West Java Corridor/ESNWJC), dari Medan ke Jakarta. ‘’Ini akan didanai pemerintah melalui APBN,’’ tuturnya.

    Hasil dari studi tersebut nantinya akan di tindaklanjuti sebagai technical action (aksi teknis) selanjutnya yaitu feasibilities sudies (studi kelayakan) untuk lintas Jambi-Pekanbaru-Dumai. ‘’Kalau untuk rute Rantau Prapat-Dumai sepanjang sekitar 300 kilometer, desain detail engineering-nya sudah selesai. Kita sekarang menunggu pengalokasian dananya, apakah itu dari APPBN apa investor,’’ kata dia.

    Tundjung menambahkan, pemerintah tengah mendorong pengoptimalisasian pembangunan jalur-jalur perkeretaapian di Indonesia. Terkait banyaknya dana yang dibutuhkan, dia mengimbau agar pemerintah daerah mampu memancing peluang investasi dengan melakukan pembangunan fisik, meski dalam standar terbatas. ‘’Dana yang dibutuhkan untuk keperluan ini sangat besar. Kalau hanya mengandalkan APBN, itu tidak mungkin,’’ tambahnya.

    Pemda-pemda yang punya potensi sumber daya besar seperti CPO, karet, batubara dan lain-lain dirapkan proaktif untuk memancing swasta untuk bergabung dengan melakukan pembangunan fisik, meski dalam standar terbatas.

    Sebab, hal itu sejalan dengan upaya pemerintah pusat yang tengah mendorong pengoptimalisasian angkutan perkeretaapian di Indonesia. ‘’Keuangan kita yang terbatas sangat membutuhkan peran investor swasta,’’ jelasnya.(wir/gem)


    [+/-] Selengkapnya...

    Asing Miliki Properti, Investasi Makin Marak

    Minggu, Maret 28, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    VIVAnews - Meski tak berpengaruh langsung terhadap industri properti, kepemilikan asing terhadap properti akan memberikan efek berantai pada investasi Indonesia, khususnya investasi asing.

    Ketua Kamar Dagang dan Industri Bidang Properti Hiramsyah S Thaib menuturkan, peraturan yang membolehkan warga negara asing (WNA) memilliki properti di Indonesia, yang mulai berlaku per 1 April nanti akan makin menyemarakkan investasi nasional.

    "Secara langsung, pengaruhnya terhadap industri properti tidak akan lebih dari lima persen. Tapi efek berantainya terhadap industri lain sangat signifikan," ungkap Hiramsyah setelah peluncuran Epicentrum Walk di Rasuna Epicentrum, Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta, Jumat, 26 Maret 2010.

    Jika WNA telah diperbolehkan memiliki hak properti, Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk itu memperkirakan aliran dana investasi berupa Foreign Direct Investment (FDI) akan mengalir lebih deras ke Indonesia. "Para ekspatriat yang memiliki properti akan memikirkan untuk membangun bisnis mereka di Indonesia," ujarnya.

    Hiramsyah menuturkan, jika ada investasi di industri properti sebesar satu miliar, efek berantai yang dirasakan industri lainnya bisa mencapai 12 kali lipat. Sebab, permintaan properti akan menumbuhkan industri turunannya seperti jasa kontruksi, marmer, semen, dan industri lain yang padat karya.

    Pada saat Kongres Dunia Federasi Real Estate Internasional di Bali Mei 2010, Kadin Indonesia, menurut Hiramsyah akan menjelaskan peraturan baru tersebut. Kendati terbilang terlambat dibanding beberapa negara tetangga yang telah lebih dulu memperbolehkan kepemilikan asing, dirinya optimisis aturan baru ini bakal mendongkrak investasi Indonesia. 


    [+/-] Selengkapnya...

    Hipmi Dirikan Lembaga Sertifikasi Jasa Konstruksi dan Properti

    Sabtu, Maret 27, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    PEKANBARU (RP)- Sebagai upaya untuk berperan aktif dalam memudahkan langkah pengembangan dan kemajuan usaha anggota, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendirikan Lembaga Sertifikasi Jasa Konstruksi dan Properti di Riau.


    “Ini adalah bagian dari proses Hipmi untuk memudahkan anggotanya dalam menjalankan usahanya, terutama usaha yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan properti untuk mendapatkan sertifikasi usaha,” ungkap Ketua Umum Hipmi Riau Mohd Hasbi SE kepada Riau Pos, Selasa (23/3).

    Hipmi menilai, hampir 70 persen anggotanya bergerak di bidang jasa konstruksi dan properti, sehingga untuk memudahkan angggotanya Hipmi telah membentuk lembaga tersebut di tingkat pusat, dan dalam waktu dekat akan dibentuk di Riau dan seluruh Provinsi di Indonesia.

    “Kami akan berupaya untuk menekan biaya sertifikasi seminimal mungkin, karena kami menyadari pengusaha di Hipmi merupakan pengusaha pemula, sehingga sertifikasi bukanlah kendala bagi anggota Hipmi dalam menjalankan usaha,” ujar Hasbi. Saat ini, proses pembentukan baik tingkat pusat maupun provinsi tengah berjalan. Ditargetkan awal April sudah operasional.

    “Kepengurusan sudah kami bentuk, ketua umum sebagai pembina dan menunjuk ketua pelaksana sebagai person yang bertanggung jawab menjalankan LSJKP Hipmi Riau,” kata Hasbi lagi. Dalam lembaga tersebut juga melibatkan tim ahli dam profesional untuk memverifikasi usaha dalam mendapatkan sertifikat. “Kami juga tentu konsen terhadap kualitas sertifikasi Hipmi. Untuk itu, kami juga melibatkan tim ahli yang profesional di bidangnya,” kata dia.

    Untuk LSJKP, Hipmi Riau saat ini tengah menunggu SK dari pusat. Setelah itu akan operasional. “Jika sudah bisa jalan, kami tentu akan mengenalkan lembaga ini kepada stake holder dan pemerintah daerah serta kepada rekan-rekan di dunia usaha di luar anggota Hipmi,” katanya.

    Hasbi tidak menyangkal dengan didirikannya lembaga seritifikasi milik Hipmi ini akan menambah daftar lembaga sertifikasi di Riau dan mungkin akan terjadi persaingan antar lembaga. “Itu mungkin saja terjadi, namun demikian tujuan kami adalah membantu anggota dengan biaya yang murah dan proses asistensi yang baik, sehingga kualitas sertifikasi dari Hipmi dapat kami pertanggungjawabkan,” tegas Hasbi.


    [+/-] Selengkapnya...

    Tiga Bank Danai PLTU 2x100 MW

    Jumat, Maret 26, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    PEKANBARU (RP) - Tiga bank, sepakat mendukung pembiayaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x100 MW di Tenayan Pekanbaru, Riau. Penandatanganan MoU rencana pembiayaan proyek ini dilakukan di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Selasa (23/3) kemarin. Ketiga bank tersebut adalah Bank Riau, Bank Mandiri dan Bank BNI 46.

    Kesepakatan pembiayaan ini ditandatangani Dirut Bank Riau Ir H Erzon MM, Senior Vice President-Syndicated & Structured Finance Group Bank Mandiri Alexandra Wiyosodan dan Wakil Pemimpin Divisi Korporasi BNI 46, Rosa Delima Dwi Mutiari. Dari Bank Riau turut hadir Direktur Komersial dan Syariah Drs H Abdul Azis MBA dan Pemimpin Divisi Komersial, Yumadris.

    Dirut Bank Riau Ir H Erzon MM kepada Riau Pos malam tadi mengatakan, melalui MoU ini Bank Riau telah sepakat menganggarkan kredit atau pembiayaan senilai Rp200 miliar untuk pembangunan proyek PLTU 2x100 MW di Riau. Sedangkan Bank Mandiri dan BNI sepakat menyediakan pembiayaan masing-masing senilai Rp700 miliar. Total pembiayaan dari ketiga bank ini mencapai Rp1,6 triliun. Sedangkan total dana yang diperlukan untuk pembangunan PLTU 2x100 MW di Tenayan Pekanbaru ini mencapai Rp2,4 triliun.

    ‘’Ketiga bank, yaitu Bank Riau, Bank Mandiri dan Bank BNI menilai proyek PLTU 2x100 MW ini sangat layak untuk dibiayai. Oleh karena itulah disepakati kerja sama pembiayaan ini melalui penandatanganan MoU tersebut. Bahkan, Bank Mandiri dan BNI sebagai bank nasional siap menggandeng Bank Riau untuk pembiayaan proyek-proyek lain di Riau yang dianggap layak untuk dibiayai,’’ ujar Erzon lagi.

    Empat Hal Terpenuhi, PLN harus Menggesa
    Adanya dukungan dana dari ketiga bank tersebut melengkapi dukungan pembagunan PLTU
    2x100. Di antaranya adalah adanya Perpres Kelistrikan, lokasi yang sudah jelas, bantuan anggaran serta kondisi krisis listrik yang hingga saat ini mendera Riau. Karena itu PLN harus konsisten dan menggesa pembangunan PLTU tersebut.

    “Semuanya sudah jelas, baik lokasi maupun bantuan dana. Untuk itu sekarang PLN yang harus menggesa pembangunan PLTU ini. Paling tidak proses tender harus segera diselesaikan,” terang Gubernur Riau HM Rusli Zainal melalui Karo Humas Setdaprov Riau, Zulkarnain Kadir kepada Riau Pos malam tadi.

    Selain itu juga, Gubri berharap saat ini PLN benar-benar serius terkait pembangunan PLTU tersebut. Pasalnya, tahun 2012 mendatang Riau akan menjadi tuan rumah PON. Tidak hanya itu, beberapa program pemerintah juga memerlukan energi listrik tersebut. Namun begitu, Gubri juga berharap PLN tidak hanya membangun pembangkit melainkan juga jaringan agar seluruh masyarakat Riau hingga ke pelosok daerah mendapatkan listrik.

    “Pemprov Riau sangat mengapresiasi dengan dukungan perbankan yang ada di Riau karena telah memberikan bantuan dana untuk percepatan pembagunan PLTU ini. Pasalnya ini semua sangat ditunggu masyarakat. Dan kita minta PLTU 2x100 ini benar-benar untuk Riau,” pesannya.

    Sementara itu Manajer Humas dan Sumberdaya Manusia PLTN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Suwandi Siregar menyambut baik adanya MoU tersebut. Dia mengharapkan wujud kerja sama tersebut dapat memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan proyel PLTU 2X100 MW tersebut. ‘’Kami sangat merespon positif dengan dukungan tersebut. Kami berharap kerja sama tersebut dapat terus berlanjut dalam mewujudkan pelaksanaan pembangunan PLTU 2X100 MW,’’ paparnya.

    Saat dikonfirmasi mengenai wujud kontribusi pihak bank tersebut, Suwandi mengatakan kontribusinya dalam bentuk dukungan finansial. Sedangkan untuk pelaksanaan teknis tetap dilaksanakan PLN.

    Lebih jauh saat ditanya mengenai perkembangan pembangunan PLTU tersebut, dia mengatakan saat ini masih dalam proses pelaksanaan tender. Namun menurut informasi yang diperolehnya, pada bulan April mendatang akan diketahui siapa pemenang tender yang otomatis menjadi pelaksana kegiatan.

    Suwandi menjelaskan, setelah diketahui pemenang tender, langkah selanjutnya adalah persiapan pengerjaan, seperti pematangan tanah dan lahan. Kondisi tersebut merupakan langkah awal dalam mengembangkan proyek pembangunan PLTU.

    Himpun Dana
    Sementara itu, terkait dengan penghimpunan dana di Bank Riau melalui program Sinar Tebar Milyar (STM), Erzon kepada Riau Pos akhir pekan lalu mengutarakan bahwa Bank Riau menargetkan bisa menghimpun dana dari masyarakat senilai Rp1 triliun sepanjang tahun 2010 ini. Erzon berkeyakinan, program STM yang baru diluncurkan oleh Gubernur Riau belum lama ini bisa menarik minat masyarakat Riau untuk menabung di Bank Riau.

    Dikatakan Erzon, kemampuan masyarakat Riau untuk menabung tergolong tinggi. Ini bisa dilihat dari tabungan yang dihimpun perbankan di Riau dan Kepri bisa tumbuh sebesar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun.

    ‘’Daya tabung yang tinggi ini tentu saja harus bisa dimanfaatkan oleh Bank Riau. Untuk itu Bank Riau akan memberikan pemahaman kepada masyarakat Riau bahwa menabung di Bank Riau juga memberikan keuntungan yang bagus dan potensial,’’ papar Erzon lagi.

    Menurutnya, keinginan Bank Riau untuk menghimpun dana masyarakat dalam jumlah besar juga ingin mengimbangi dana pihak ketiga yang berasal dari pemerintah daerah. ‘’Bank Riau harus punya dana lain selain dana dari Pemda. Karena Bank Riau juga merupakan milik masyarakat Riau alangkah baiknya jika masyarakat Riau memanfaatkan Bank Riau untuk menyimpan uang mereka,’’ papar Erzon lagi.

    Lima Perusahaan Menang Tender PLN
    Dari Jakarta dilaporkan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menetapkan lima perusahaan sebagai pemenang dalam tender pengadaan batubara bagi pembangkit listrik 10 ribu MW (megawatt) tahap pertama. Kelima perusahaan itu berhak memasok batubara sebanyak 2,7 juta ton pertahun.

    ‘’Kelima perusahaan tersebut akan memasok batu bara selama 20 tahun,’’ ujar Direktur Energi Primer PT PLN, Nur Pamudji di Jakarta, Selasa (23/3). Kelima perusahaan tersebut secara resmi berhak memasok batu bara bagi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terutama yang berada di luar Jawa dan akan dimulai tahun depan.

    Lima perusahaan pemenang tender itu antara lain, konsorsium PT Bina Insan Sukses Mandiri dan PT Tiramana, konsorsium PT Energi Batubara Lestari dan PT Batara Batari Sinergy Nusantara, PT Anzawara Satria, konsorsium PT Selatan Selabara dan PT Fajar Visikalam serta konsorsium CV Karya Utama Banua dan PT Daya Bambu Sejahtera.

    Perusahaan-perusahaan itu akan memasok batu bara sebanyak 2,7 juta ton pertahun dengan rincian, untuk PLTU Nagan Aceh sebesar 280 ribu per tahun, PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara sebanyak 480 ribu ton per tahun, PLTU Teluk Sirih Sumatera Barat sebanyak 480 ribu ton per tahun serta PLTU Bangka Baru Bangka Belitung sebanyak 315 ribu ton per tahun.

    Selain itu juga untuk PLTU Belitung Bangka Belitung sebesar 315 ribu ton per tahun, lalu PLTU Bengkalis Riau sebanyak 140 ribu ton per tahun, PLTU Selat Panjang Riau sebesar 140 ribu ton per tahun, PLTU Tanjung Balai Karimun Kepri sebanyak 130 ribu ton per tahun, PLTU Tarahan Baru Lampung sebanyak 280 ribu ton per tahun dan PLTU Asam-asam Kalimantan sebanyak 540 ribu ton per tahun.

    Nur mengakui, volume tender tahap tiga ini memang diturunkan dari rencana semula sebesar 3,2 juta ton pertahun menjadi 2,7 juta ton pertahun. Pasalnya, tender pasokan batubara untuk dua PLTU di Pulau Jawa yaitu PLTU Teluk Naga, Tangerang dan PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dibatalkan. ‘’Jadi kebutuhan memang turun,’’ tegasnya.

    Keputusan PLN untuk membatalkan tender pasokan batu bara untuk dua PLTU di Pulau Jawa itu, kata dia, sudah disampaikan sejak jauh hari sebelum lelang dibuka. Menurut dia, pembatalan tersebut karena perseroan berencana membuka tender secara terpisah. ‘’Rencananya tender itu akan kami buka pertengahan tahun ini,’’ ungkapnya.

    Nur menambahkan PLN harus terpaksa mengganti bahan bakar gas dengan BBM di PLTGU Muara Tawar. Pasalnya, Perusahan Gas Negara (PGN) mengurangi pasokan gasnya dari target semula 250 BBTUD (british thermal unit per day) menjadi 100 BBTUD. Indikasinya itu akan berlangsung hingga Desember. ‘’Dengan asumsi harga BBM nonsubsidi Rp5.800 perliter, kita bisa tekor Rp2,4 triliun sepanjang tahun ini,’’ jelasnya.(amf/rio/eko/muh)


    [+/-] Selengkapnya...

    Kenaikan TDL Tak Pengaruhi RSH

    Kamis, Maret 25, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    JAKARTA (RP) - Rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15 persen Juli mendatang diperkirakan tidak akan menurunkan penjualan Rumah Sederhana Sehat (RSh). Pasalnya, kenaikan TDL hanya diperuntukkan bagi properti dengan konsumsi listrik tinggi.

    Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Suharso Monoarfa berharap para pengembang tetap membangun perumahan bagi Masya-rakat Berpenghasilan Menengah (MBM) dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) karena dua sektor perumahan itu tidak mengalami kenaikan TDL. ‘’Saya menilai adanya rencana kenaikan TDL untuk sementara tidak berdampak pada sektor properti,’’ ujarnya akhir pekan lalu.

    Menpera menjelaskan, kenaikan TDL rencananya diperuntukkan untuk properti yang memiliki daya tertentu yakni untuk properti atau perumahan yang memiliki daya di atas 900 VA (watt) Sedangkan untuk perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah dan masyarakat berpenghasilan rendah tidak mengalami kenaikan TDL. ‘’Tentunya perumahan kecil tidak ter-kena dampak kenaikan TDL,’’ tandasnya.

    Perumahan untuk MBR dan MBM, kata dia, biasanya memiliki daya di bawah 900 watt yakni sekitar 450 watt. Lebih lanjut, Menpera menuturkan, pemerintah terpaksa menaikan TDL karena PLN memiliki beban biaya yang cukup besar. Menpera juga berharap dengan kenaikan TDL ini PLN bisa meningkatkan rasio kelistrikan di seluruh wilayah Indonesia. ‘’Saya harap dengan kenaikan TDL listrik di Indonesia tidak byar pet lagi,’’ cetusnya.

    Terkait dengan permintaan dari para pengembang yang tergabung dalam REI dan Apersi untuk me-naikkan harga rumah, Menpera menyatakan, diperlukan pengkajian terlebih dulu dari segi apa produksi rumah meningkat. Sebab, banyak sekali komponen biaya yang terkait erat dengan harga rumah. ‘’Jika harga semen maupun besi naik tentunya kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian terkait agar bahan baku bangunan itu bisa turun,’’ terangnya.

    Sementara itu, Suharso mengungkapkan pihaknya akan menyiapkan dana sekitar Rp2,6 triliun untuk mereformasi pembiayaan perumahan di Indonesia. Dana tersebut rencananya akan digunakan sebagai dana fasilitas likuiditas perumahan. (wir/gem)


    [+/-] Selengkapnya...

    Krisis Listrik dan Konsuil Sulitkan Pengembang Jual Rumah

    Rabu, Maret 24, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    Bertambahnya beban biaya karena keberadaan Konsuil cukup membuat pengembang susah jual rumah. APERSI berharap persoalan tersebut dapat teratasi.

    Riauterkini-PEKANBARU-Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Riau, Herwanto kepada Riauterkini Senin (23/3/10) mengatakan bahwa sektor properti menemui kendala dengan permasalahan kelsitrikan di Riau. Masalah tersebut membuat pengembang kesulitan menjual rumah.

    Bukan hanya masalah kelistrikan saja yang menjadi kendala pengembang dalam menjual rumah kepada konsumen. Masalah perumahan yang wajib memiliki Sertifikat Layak Operasional (SLO) yang otomatis memerlukan dana cukup membebani biaya para pengembang. Pasalnya, pengembang hanya menyediakan dana untuk mendapatkan SLO dari Konsuil.

    "Kami kesulitan menjual rumah. Karena listriknya hingga kini masih susah untuk penyambungan baru dari PLN. Belum lagi masalah kewajiban perumahan untuk memiliki Sertivikat Layak Operasional (SLO) yang dikeluarkan Konsuil yang menambah beban biaya para pengembang," terangnya.

    Beban biaya untuk memiliki SLO didistribusikan pengembang kepada konsumen. Karena kalau ditanggung pengembang, bukannya untung, pengembang malah rugi. Jadi biaya SLO didistribusikan kepada konsumen. ujung-ujungnya menambah harga beli rumah. Kondisi tersebut membuat konsumen menjadi enggan atau bersikap menunggu hingga rumah teraliri listrik.


    [+/-] Selengkapnya...

    Menpera Minta Pengembang Pertahankan Harga Rumah

    Selasa, Maret 23, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    JAKARTA (RP) - Desakan Real Estate Indonesia (REI) agar harga rumah dinaikkan terkait dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen pada April mendatang, dinilai terlalu dini. Hal itu dikarenakan kenaikannya tidak secara keseluruhan, yakni untuk daya listrik 450 dan 900 watt saja.

    Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), Suharso Mo-noarfa, menyatakan bahwa pihaknya akan akan berupaya meminta ke Menteri ESDM agar daya listrik 900 watt tidak dinaikkan. “Karena dengan kenaikan ini yang terkena dampaknya justru konsumen,” kata Suharso Mo-noarfa di kantornya, Jumat (19/3).

    Menteri asal PPP itu justru mengaku heran jika REI menghubung-hubungkan kenaikan TDL dengan harga perumahan. “Saya tidak tahu apa yang mereka kaitkan dengan kenaikan TDL ini. Apakah karena akan memasukkan listrik di wilayah perumahan, atau persoalan bahan baku?” ucapnya.

    Suharso menegaskan, bahwa untuk rumah dengan listrik berkapasitas 450 watt tidak akan ada kenaikan. Sedangkan rumah dengan daya listrik 900 watt, saat ini sedang diupayakan harganya tidak naik. “Saya pikir pengembang kita banyak yang membangun perumahan di bawah 900 watt. Jadi, tidak ada alasan untuk menaikkan harga,” katanya.

    Sebelumnya Suharso juga menyatakan, pemerintah tidak akan menaikkan harga perumahan untuk kalangan masyarakat berpenghasilan menengah (MBM), sekalipun TDL bakal naik. Dikatakan Menpera, rencana kenaikan TDL sebesar 15 persen pada April mendatang tidak akan memukul sektor properti secara keseluruhan. Sebab, kenaikan TDL hanya diperuntukkan bagi properti yang memiliki KVA tertentu. Yaitu properti atau perumahan yang memiliki KVA di atas 900 KVA. ”Saya rasa rencana kenaikan TDL untuk sementara tidak berdampak pada sektor properti,” ujar Menpera.

    Karenanya dia berharap para pengembang tetap membangun perumahan bagi MBM dan ma-syarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sebab, dua sektor perumahan itu tidak mengalami kenaikan TDL.(esy/jpnn)


    [+/-] Selengkapnya...

    LONGSOR: Tanah di sudut Perumahan Widya Graha Satu Pancoran Emas, Tampan

    Minggu, Maret 21, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar


    Longsor mengancam warga Perumahan Widya Graha Satu Pancoran Emas. Bahkan sebagian warga mengungsikan barang yang ada di dalam rumah ke rumah tetangga. Pasalnya rumah yang mereka tempati sudah retak-retak.

    PADA awalnya warga Perumahan Widya Graha Satu Pancoran Emas, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan tak menyangka longsor bakal terus menggerus tanah di perumahan mereka. Pasalnya, Selasa (16/3) lalu mereka sudah berupaya membuat drainase dan pancang-pancang di lokasi longsor. Namun tanpa disangka-sangka Rabu (17/3) sekitar pukul 03.30 WIB, longsor kembali terjadi.

    Awalnya, longsor hanya menumbangkan tembok batas perumahan dengan anak sungai yang ada di bawahnya. Namun dini hari kemarin longsor kembali meruntuhkan lebih 15 meter persegi lahan perumahan. Bahkan pondasi rumah yang sudah dibuat oleh pihak developer ambruk dan turun ke anak sungai yang berjarak sekitari 10 meter dari lokasi longsor. Bukan itu saja, tiang listrik milik PLN juga ikut ambrukke anak sungai tersebut.

    Akibat longsor itu, warga di sekitar lokasi mengaku cemas akan adanya longsor susulan. Pasalnya, sejak longsor Rabu kemarin, sebagian rumah warga yang tak jauh dari lokasi longsor mulai retak-retak.

    Seorang warga, P Tambunan mengaku, dirinya sangat was-was sejak terjadi gejala longsor Senin lalu. Karena sudah empat meter tanah dan tembok rubuh ke anak sungai. Namun karena baru sedikit, katanya masyarakat perumahan langsung melakukan perbaikan dengan cara meletakan kayu dan membuat tembok beton untuk drainasenya.

    ‘’Saya sangat terkejut ketika saya keluar rumah ternyata tanah sudah runtuh ke sungai hingga batas drainase,’’ jelas Tambunan.

    Padahal, kata Tambunan, sekitar pukul 03.00 WIB dirinya melihat kondisi tanah di samping rumahnya tersebut.Tapi sekitar 15 menit dirinya baru tidur terdengar gemuruh dari sebelah rumahnya. Ternyata setelah dia keluar rumah, dilihatnya pondasi rumah yang ada di sebelah rumahnya sudah tak adalagi dan rata dengan tanah. Jarak antara reruntuhan dengan rumahnya tidak sampai dua meter.

    ‘’Jujur saya sudah dua hari tak bisa tidur malam. Saya sangat khawatir longsor susulan, ternyata benar,’’ jelasTambunan lagi.

    Karena terjadi longsor susulan tersebut, semua barang dan isi rumahnya diangkut ke rumah tetangga yang agak jauh dari lokasi longsor. ‘’Saya khawatir Pak. Dan saya sekarang bingung, takut rumah saya jadi korban berikutnya, ke mana lagi mau tinggal,’’ ucap bapak tiga anak ini lagi.

    Ketua RT 10, Herbet Hasibuan menegaskan, kejadian longsor ini bermula Senin lalu. Saat itu hujan turun cukup deras, sehingga sebagian lahan kosong yang di atasnya ada pondasi jatuh ke sungai. ‘’Kami sudah berupaya mengatasi dengan membuat pancang dari kayu dan beton. Tapi jatuh juga ke sungai. Lihat itu kayu dan betonnya,’’ ucap Herbet sambil menunjuk kayu yang berada di anak sungai.

    Hal serupa dikatakan Ketua RW 07, Azwan. Dirinya bersama RT dan warga sudah melaporkan hal ini kepada pihak kelurahan dan kecamatan. ‘’Tapi sampai saat sekarang belum ada reaksi,’’ jelasnya.

    Sekretaris Lurah (Seklur) Delima, Porwil SH MSI didampingi stafnya Anasril menegaskan bahwa dirinya sudah membuat laporan ke kecamatan dan pihak Kimpraswil. ‘’Kita berharap cepat ditanggapi,’’ jelasnya.

    Menyikapi hal ini, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pekanbaru Dadang Eko mengaku bahwa dirinya sudah mendapat informasi tersebut. Dan dirinya sudah mengerahkan stafnya untuk turun ke lokasi. ‘’Saya sudah tahu masalah longsor di Widya Graha tersebut, dan sekarang sudah diinstruksikan bawahan saya untuk turun,’’ ucapnya.***


    [+/-] Selengkapnya...

    Pengembang Perumahan Belum Rasakan Dampak PPN

    Kamis, Maret 18, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar


    Tribunpekanbaru.com-- Pengembang perumahan belum merasakan dampak signifikan dengan diterapkannya pajak pertambahan nilai (PPN) pembangunan rumah atau bangunan. Pajak untuk pembangunan dengan luas lebih dari 300 meter persegi itu sudah berlaku sejak Februari 2010.

    Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia (REI) Daerah Jabar Hari Raharta di Bandung, Selasa (16 /1/2010), mengatakan, dampak PPN pembangunan rumah dan bangunan itu lebih dirasakan wajib pajak perorangan. Mereka adalah pemilik lahan dan mendirikan rumah atau bangunan sendiri.

    "Bisa juga perusahaan yang mau membangun kantor. Akan tetapi, pengaruhnya belum terlalu relevan terhadap pengembang," kata Hari. Pengembang memang membayar pajak namun bentuknya berupa PPN untuk membangun kompleks perumahan.

    Hari menambahkan, rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) diperkirakan juga tak akan banyak berpengaruh terhadap pengembang. Sebab, TDL dikenakan terhadap penghuni rumah. Adapun pengembang lebih memikirkan beban biaya pemasangan kabel, travo , dan tiang listrik. (kc/san)

    [+/-] Selengkapnya...

    Dipasok 60 MW dari Sumut dan Juni Operasikan Pembangkit 25 MW

    Senin, Maret 15, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    PT. PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau melakukan sejumah trobosan mengatasi krisis listrik. Selain dipasok 60 megawatt dari Sumut, juga akan mengoperasikan pembangkit 25 MW mulai Juni mendatang.

    Riauterkini-PEKANBARU-PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), akan menyewa pembangkit diesel untuk antisipasi jangka pendek defisit listrik di Riau. Pembangkit diesel dengan daya 25 MW ini, akan difungsikan pada Juni mendatang untuk Kota Pekanbaru.

    Setelah itu, beberapa daerah lainnya juga akan segera melakukan penyewaan diesel untuk mengatasi krisis listrik di daerahnya masing-masing. ‘’Semuanya sudah ada kepastian. Selain itu kita juga berharap April atau Juni mendatang ada distribusi dari pembangkit di Sumatera Utara yang mencapai 60-70 MW. Dengan tambahan ini Riau akan sedikit tertolong akibat defisit listrik,’’ terang Gubernur Riau HM Rusli Zainal wartawan kemarin di Pekanbaru.

    Selain dari kepastian akan masuknya pembangkit tersebut, Gubri juga meminta PLN Wilayah Riau Kepulauan Riau (WRKR) untuk menginventarisasi keperluan listrik Riau. Hal ini ditunjukkan dengan jangan hanya membangun pembangkit tanpa ada pembangunan transmisi yang mengakibatkan distribusi listrik tidak merata.

    Hal ini juga dilakukan guna mengantisipasi tujuan pemerataan listrik negara untuk masyarakat. Jika hal ini tidak diperhatikan, takutnya nanti listrik di Riau ini akan menyimpang dan dikhususkan untuk keperluan Industri bukan masyarakat yang berada di wilayah terpencil.

    ‘’Ke depan, kita harapkan PLN jangan hanya fokus pada pembangkit tanpa ada transmisi. Yang jelas, transminsi itu yang akan mendistribusikan listrik hingga ke pelosok Riau. Artinya, pembangkit di Riau harus digunakan untuk memenuhi keperluan listrik di Riau,’’ harapnya.

    Sebelumnya pada Rabu (10/3) malam Gubri bertemu dengan General Manager (GM) PLN WRKR Oman Soemantri di Kantor Gubernur Riau. Selain silaturahmi, kedua belah pihak juga membicarakan tentang program untuk mengatasi krisis listrik di Riau di masa datang.

    Sementara itu, menurut Menejer SDM dan Humas PLN WRKR Suwandi Siregar, Riau juga mendapat pasokan listrik 60 MW dari sistem interkonesitas yang berasal dari sejumlah pembangkit di Sumatera Utara. "Pada intinya, kami akan terus mengupayakan banyak hal untuk bisa mencukupi kebutuhan listrik di Riau," ujarnya.***(mad)



    [+/-] Selengkapnya...