• ***************************************************
  • Isi form berikut ini untuk memasarkan properti Anda

    Judul
    Alamat
    LT/LB (m2)
    Lebar Depan (m)
    Posisi/Letak
    Harga (Rp.)
    Spesifikasi Bangunan
    Keterangan Lain
    Foto/Gambar
    Email / No.Telp
    Image Verification
    Please enter the text from the image
    [ Refresh Image ] [ What's This? ]

    Konsep Perumahan Islami, Seperti Apa?

    Kamis, Februari 25, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    tribunpekanbaru.com - BARANGKALI pertanyaan ini kerap terlontar. Seperti apa rumah islami itu? Banyak pengembang menurunkan konsep islami ini dalam bentuk dan desain rumah. Seperti, dinding bertabur ukiran kaligrafi, mushala di dalam rumah, ada keran khusus untuk berwudlu, hingga kamar mandi yang tak boleh menghadap kiblat.
    Tak hanya itu. Pengembang perumahan juga membuat bagian dalam rumah tertutup sehingga orang lain tak bisa melihat dari luar. Tapi, di bagian luar rumah tidak dipagari. “Dengan begitu, penghuni tetap bisa bersosialisasi dengan para tetangga,” kata Denny Ernadie, pengurus Yayasan Az-Zikra yang juga mengembangkan rumah islami.
    Kompleks perumahan umumnya dilengkapi masjid, mushala, atau taman pendidikan Al-Quran (TPA). Sedangkan di kolam renang umum, ada pembatas antara pria dan wanita. “Bisa saja melakukan pengaturan jam pemakaian,” imbuh Nasrullah, Direktur Utama Orchid Realty.
    Suasana religius lebih hidup lagi dengan adanya kegiatan rutin salat berjamaah dan pengajian di masjid. Perumahan Bukit Az-Zikra lebih ekstrem lagi: melarang penghuninya merokok, dan penghuni perempuan harus menutup aurat.
    Demi menjalankan kehidupan pada nilai-nilai agama, semua transaksi pembelian atau penjualan rumah menganut prinsip dan akad syariah. “Itu yang diutamakan Orchid,” kata Nasrullah.
    Otomatis, hanya bank-bank syariah yang bisa memberikan kredit kepemilikan rumah (KPR). “Kami bekerjasama dengan BTN Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah,” kata Denny. Namun, pasar juga menjadi pertimbangan. (KONTAN/Yura Syahrul)

    [+/-] Selengkapnya...

    Sampah, Sebuah Ironi Kota

    Rabu, Februari 24, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    PADA suatu ketika, seorang warga Jakarta yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Pekanbaru terkagum dengan kebersihan kota ini. Ketika menyusuri Jalan Sudirman hingga Jalan Tuanku Tambusai kekagumannya semakin terpancar. Menurutnya, Pekanbaru termasuk kota yang bersih dibandingkan ibu kota Jakarta.

    Apa yang dirasakan warga Jakarta ini tentu saja sedikit membanggakan kita. Karena Pekanbaru dianggap sebagai kota yang bersih dan indah sehingga nyaman untuk ditinggali. Pujian terhadap kebersihan Pekanbaru tidak hanya datang dari warga tadi saja, sebuah majalah milik sebuah maskapai penerbangan juga pernah menulis artikel di majalah tersebut bahwa Pekanbaru disebutnya sebagai kota yang bersih dan rapi.

    Hari ini, pujian itu mungkin patut kita pertanyakan. Ini tidak lepas dari makin tak tertanganinya persoalan sampah secara baik. Lihat saja akhir-akhir ini ketika ada pemandangan tak mengenakkan yang terlihat di sejumlah sudut Pekanbaru. Sampah menumpuk tanpa ada yang memungut. Saking lamanya menumpuk sampah itu sudah mengeluarkan aroma busuk. Bau ini tentu saja sangat mengganggu bagi warga yang melewatinya.

    Tumpukan sampah yang paling banyak terlihat sepanjang Jalan HR Soebrantas, Panam, Pekanbaru. Di sejumlah titik terlihat sampah yang menggunung, misalnya di depan kantor pemancar RRI Panam, di depan Jalan Manyar Sakti, depan jalan ke Perumahan Marsan Indah serta beberapa pusat pertokoan dan pemukiman warga di sekitar Jalan HR Soebrantas.

    Persoalan sampah di Pekanbaru menjadi sebuah ironi. Ketika kota ini berbangga diri pernah berkali-kali meraih Piala Adipura yang menjadi simbol kota bersih, pemerintah kota ini ternyata tak bisa mengatasi persoalan sampah. Ironi lainnya adalah pemerintah kota hanya menyediakan tong sampah di sisi Jalan Sudirman. Padahal sebagian besar penduduk kota ini tidak berdomisili di kawasan ini.

    Di hari-hari mendatang kita hanya bisa berharap adanya kepedulian lebih dari pihak terkait dalam mengelola sampah. Mungkin kurang tepat jika hari libur dijadikan alasan untuk libur membersihkan jalan-jalan kota dari sampah. Karena warga kota ini tentu saja tidak pernah libur ‘’memproduksi’’ sampah dari aktivitas rumah tangganya.


    [+/-] Selengkapnya...

    Pasarkan Rumah Secara Online 24 Jam

    Minggu, Februari 07, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    PEKANBARU,TRIBUN - Asosiasi Pengembang Pemukiman dan Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Riau memasarkan rumah melalui media online. Pola ini di gunakan sebagai salah satu cara untuk mempermudah masyarakat Riau terutama Pekanbaru dan Indonesia umumnya untuk menedapat rumah secara mudah dan praktis.Ketua Apersi Riau, Herwanto kepada Tribun Kamis (28/5) kemarin mengatakan, situs yang akan di resmikan pada hari Sabtu besok, merupakan upaya Apersi untuk memberi kemudahan kepada masyarakat Pekanbaru untuk mencari rumah sesuai yang diinginkan. Baik dari sisi lokasi, harga dan tipe rumah yang di inginkan.

    "Kita ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat Riau khsusnya dan Indonesia umumnya. Di situs ini, masyarakat dapat mencari rumah seperti yang diinginkannya, misalnya rumah subsidi, rumah komersil, atau berlokasi di sekitar kampus, di pasar, pusat perbelanjaan dan sebagainya, jadi, tinggal klik apersiriau.org akan mendapatkan apa yang diinginkan," ujarnya.

    Menurutnya, dengan kehadiran media online perumahan ini, diharapkan masyarakat akan lebih mudah lagi mendapatkan rumah yang di inginkan. Baik itu di kantor, di rumah, di tempat-tempat keramian atau dimana saja yang terakses ke internet dapat mengakses informasi perumahan sebanyak-banyaknya. Katanya, pemasaran rumah seperti ini masih terbilang baru dan hanya beberapa provinsi saja yang melakukan nya. Khusus untuk perumahan dari anggota Apersi, lanjut Herwanto, akan dapat di akses di apersiriau.org. Web ini memang di khususkan untuk anggota apersi sebanyak 127 anggota lebih.

    "Jadi memang lebih kepada masyarakat Riau, tetapi kalau orang di pulau Jawa misalnya ingin punya rumah di Riau, juga bisa dengan mengakses situs ini. Cara ini memang praktis, apalagi hampir disemua tempat terutama di perkotaan sudah terakses internet. Kita berharap salah satu pola ini bisa di manfaatkan," tukas Herwanto didampingi beberapa wakil ketua. (jun)

    [+/-] Selengkapnya...

    Kredit Nganggur Tembus di Angka Rp296 Triliun

    Selasa, Februari 02, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar

    JAKARTA (RP)- Usaha sektor riil sepanjang 2009 terbukti minim ekspansi. Indikasinya, undisbursed loan atau kredit nganggur alias kredit yang sudah disetujui namun tidak terserap oleh pelaku usaha melonjak hingga tembus Rp296 triliun.

    Berdasar data publikasi Bank Indonesia (BI), jumlah kredit mubazir ini merupakan yang tertinggi sejak 2004.

    Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah NK Makhijani mengatakan, merujuk pada rekapitulasi data BI, kredit nganggur per akhir November 2009 mencapai Rp296,98 triliun. ‘’Naik 17,58 persen dibandingkan periode November tahun sebelumnya,’’ ujarnya di kantor BI Jakarta kemarin.

    Pada November 2008, kredit nganggur baru sebesar Rp252,57 triliun. Merangkak naiknya kredit nganggur juga bisa dilihat dari tren kenaikan bulanan sepanjang 2009. Pada Januari, fasilitas kredit yang tidak terserap nasabah ini sebesar Rp274,49 triliun. Angkanya sempat menurun pada Maret menjadi Rp267,47 triliun. Setelah itu, angka sedikit fluktuatif hingga mencapai Rp279,83 triliun pada Oktober 2009 dan kembali naik 6,1 persen di bulan November 2009.

    Dyah menyebutkan, angka kredit nganggur tertinggi terjadi di Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang mencapai Rp113,09 triliun. Jika dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan BUSN Devisa senilai Rp532,02 triliun, maka persentase kredit nganggur dengan kredit yang disalurkan oleh BUSN Devisa mencapai 21,2 persen.

    ‘’Kredit nganggur tertinggi kedua ada di bank BUMN,’’ lanjutnya. Data BI menunjukkan, kredit nganggur di bank pelat merah mencapai Rp111,65 triliun atau naik 6,7 persen dibandingkan posisi pada November 2008 yang sebesar Rp104,59 triliun.

    Kelompok Bank Asing menduduki peringkat ke tiga dengan kredit nganggur Rp45,99 triliun, diikuti Bank Campuran Rp13,73 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp10,25 triliun, dan terakhir BUSN Non Devisa dengan kredit nganggur sebesar Rp2,25 triliun.

    Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad mengatakan, besarnya angka kredit nganggur menunjukkan masih lemahnya daya ekspansi sektor riil, seperti sektor industri manufaktur dan infrastruktur. (owi/kim/gem)


    [+/-] Selengkapnya...

    RSS Dapat Kredit Konstruksi

    Senin, Februari 01, 2010 Pekanbaru Properti 0 komentar


    JAKARTA (RP) - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) berniat menyalurkan kredit konstruksi kepada para kontraktor yang bersedia mengerjakan proyek rumah murah bagi masyarakat. Adanya kredit konstruksi itu diharapkan dapat menekan harga rumah sederhana sehat (RSS).


    ‘’Kontraktor dapat menerima kredit konstruksi dari pemerintah sepanjang mereka mau membangun rumah murah bagi masya-rakat,’’ ujar Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa akhir pekan lalu. Pihaknya berharap dengan adanya pemberian kredit konstruksi berbunga rendah itu, maka harga RSh dapat terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) maupun masya-rakat berpenghasilan menengah (MBM).

    Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, harga rumah di Indonesia cukup tinggi. Harga RSh dijual maksimal Rp55 juta per unit. Adanya suku bunga KPR yang tinggi juga membuat ma-syarakat sulit membeli rumah karena cicilan yang harus dibayar besar. ‘’Apalagi jika penyaluran subsidi perumahan dari pemerintah berakhir,’’ tukasnya.

    Jika saat ini harga rumah RSh seharga Rp55 juta bisa diangsur masyarakat dengan cicilan sekitar Rp420 ribu per bulan, maka saat subsidi dari pemerintah dicabut jumlah cicilannya bisa mencapai Rp580 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan. ‘’Itu berarti ada peningkatan yang cukup signifikan sekitar 40 persen dari cicilan KPR yang memberatkan masyarakat,’’ terangnya.

    Untuk membuat harga rumah menjadi lebih murah, pemerintah terus berupaya membuat biaya pembangunan rumah harus dibuat ringan dengan menyalurkan kredit konstruksi. Selain itu, rezim suku bunga yang tinggi juga harus diantisipasi dengan program pembiayaan perumahan jangka panjang yakni dengan fasilitas likuiditas perumahan.(wir/kim/gem)


    [+/-] Selengkapnya...